Telah terlaksana kegiatan doa bersama sekaligus santunan untuk adik-adik yatim, Program ini bertujuan untuk memuliakan yatim, serta menumbuhkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan memupuk pribadi yang baik dan kasih sayang terhadap sesama.
Pahala Memberikan santunan untuk Anak Yatim
Banyak dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits yang menegaskan anjuran untuk memuliakan anak yatim dan ganjaran keutamaannya.
Kata yatim berasal dari bahasa Arab yang artinya seorang anak dalam usia belum baligh yang ayahnya telah meninggal dunia. Anak-anak inilah yang memiliki hak untuk diberi kasih sayang oleh sesama muslim.
Memberikan santunan kepada anak yatim akan mendatangkan banyak pahala. Pahala menyantuni anak yatim juga bermacam-macam dan sangat istimewa, berikut beberapa pahala tersebut:
1. Dilimpahkan Rezeki
Allah SWT akan melimpahkan rezeki dan juga kemuliaan kepada kita yang mengasihi dan menyayangi anak yatim. Dan sebaliknya, orang-orang berkecukupan yang tidak menyantuni dan memulihkan anak yatim, akan Allah SWT kurangi rezeki yang didapat oleh orang-orang tersebut.
Berikut surat dan ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai hal tersebut:
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinaku’. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” [surat Al-Fajr ayat 15-17].
2. Mendapatkan Pahala yang Setara dengan Berjihad.
Rasulullah SAW juga telah memberikan jaminan pahala yang istimewa kepada orang-orang yang menyayangi anak-anak yatim, pahala tersebut setara dengan pahala orang yang pergi berjihad.
Selain itu seseorang memberikan santunan kepada anak yatim, maka orang tersebut sama seperti bangun di malam hari dan berpuasa di siang hari yang kemudian dilanjutkan pergi di pagi dan sore hari untuk jihad di jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Hal di atas dikuatkan oleh hadits riwayat Ibnu Majah yang mana Rasulullah pernah bersabda:
“Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.”
Baca juga: kisah kamibersama anak jalanan.
3. Segala Kebutuhan Hidup Terpenuhi Bila Memberikan Santunan.
Pahala menyantuni anak yatim selanjutnya berupa kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup yang dimaksud bukan hanya dari segi materi tapi juga dari segi-segi lainnya.
Misalnya dipertemukan dengan orang-orang yang baik, disandingkan dengan pasangan yang sholihah, atau diberikan anak-anak yang sholeh. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits riwayat Al Baniy yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits: 1895].
4. Memberikan Santunan medatangkan keberkahan.
Rumah-rumah orang yang merawat dan menyantuni anak yatim juga akan kedatangan berbagai limpahan rezeki, limpahan rezeki ini tidak hanya berupa materi.
Tapi juga senyum kebahagiaan dan canda tawa para penghuni rumah tersebut.
Tidak hanya itu, keluarga di rumah tersebut akan lebih harmonis dan dijauhkan dari berbagai permasalahan dan kesulitan.
Sebab, menurut Rasulullah SAW sebaik baiknya rumah adalah rumah seorang muslim, yang anggota keluarganya sangat menyayangi anak yatim. Rumah dengan anggota keluarga yang demikian menjadi rumah ideal dalam ajaran agama Islam.
5. Masuk ke dalam Golongan Orang Beriman
Orang-orang yang suka menghardik anak yatim termasuk golongan para pendusta agama. Sebaliknya, orang-orang yang sangat mengasihi dan secara rutin memberikan santunan kepada anak-anak yatim akan masuk dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
“Dan memberikan harya yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al Baqarah: 177].