Gangguan belajar merupakan ketidakmampuan otak untuk menerima, mengolah, menganalisis, atau menyimpan informasi, sehingga memperlambat anak dalam perkembangan akademik.
Bila si buah hati mengalami keterlambatan dalam memahami sesuatu kita tidak boleh langsung menuduh anak mengalami gangguan belajar, karena tidak semua anak dapat dengan mudah menerima pelajaran yang ia dapatkan di sekolah.
Penyebab gangguan belajar sendiri sampai saat ini para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Namun sebagian besar gangguan belajar terjadi akibat adanya gangguan terhadap perkembangan otak anak, entah ketika anak berada di dalam kandung, saat lahir, ataupun ketika berusia balita.
Baca juga: Manfaat belajar matematika untuk anak usia dini.
Untuk itu penting bagi kita mengetahui ciri, penyebab, dan cara mengatasi gangguan belajar pada anak. Beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami gangguan perkembangan otak yaitu:
- Ibu mengalami komplikasi saat masa kehamilan.
- Terjadi masalah ketika persalinan, sehingga membuat oksigen tidak diterima oleh si bayi dan menyebabkan otaknya terganggu.
- Ketika balita, anak mengalami sakit yang keras seperti meningitis atau trauma pada bagian kepala.
- Faktor genetik dari keluarga yang memiliki kesulitan belajar.
- Trauma fisik seperti kecelakaan yang membuat mengganggu proses belajar anak.
- Trauma psikologi, seperti kekerasaan saat masih kecil yang berpengaruh pada perkembangan otak.
Gangguan belajar pada ada di bagi menjadi 4 tipe berikut adalah beberapa gangguan yang sangat sering dialami, yaitu:
Gangguan belajar dalam membaca (disleksia)
Disleksia merupakan salah satu bentuk gangguan belajar dalam hal kemampuan membaca dan menulis. Biasanya anak yang mengalami disleksia anak sulit untuk menulis, membaca, dan mengeja.
Sebagian besar gangguan belajar dalam hal membaca berhubungan dengan kesulitan dalam mengenali kata dasar dan memahami buku bacaan. Melansir dari Healthy Children, Gangguan kemampuan membaca adalah salah satu gangguan belajar yang paling umum dimiliki anak.
Anak yang memiliki masalah dengan kemampuan membaca sebenarnya membayangkan huruf, akan tetapi kesulitan dalam menggabungkan kata dengan suara berbeda.
Beberapa gejala umum yang dialami oleh anak yang memiliki disleksia adalah susah untuk memproses serta mengingat hal-hal baru, sulit untuk melafalkan kata-kata baru.
Ciri-ciri anak mengalami disleksia
- Agak susah melafalkan sesuatu (lambat berbicara).
- Mengalami kesulitan untuk belajar huruf-huruf dasar (alfabet), sulit membedakan atau mengenali warna
- Kesulitan mengeja, menyalin teks, dan memahami bacaan
- Anak akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa asing
- Sulit mengikuti arah; kanan maupun kiri
Latihan untuk membantu anak disleksia
Ada beberapa latihan yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu anak gangguan belajar dalam hal membaca atau disleksia, yaitu:
Menggunakan balok huruf
Untuk meningkatkan latihan si buah hati, kamu dapat melatih dengan mengkategorikan warna yang berbeda untuk kelompok huruf hidup dan huruf konsonan, merah dan biru, misalnya.
Selagi mereka menyusun kata, minta mereka untuk mengeja bunyi huruf-huruf tersebut, kemudian minta ia untuk mengatakan kata utuhnya dengan jelas setelah ia selesai menyusun kata.
Selain itu kamu juga bisa melatih dengan menulis kosakata lalu minta si kecil untuk melihat huruf-huruf pembentuk kata tersebut. Kemudian, minta si kecil untuk menyusun kata tersebut di kolom susun menggunakan balok huruf.
Terakhir, minta ia untuk coba menuliskan kata tersebut di kolom tulis sambil membacakannya dengan lantang.
Gangguan kemampuan menulis (disgrafia)
Gangguan belajar dalam hal kemampuan menulis hampir sama dengan membaca. Hal yang membedakan, anak kesulitan menyusun kalimat, mengatur paragraf, menggunakan tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar dalam bentuk tulisan.
Bila anak memiliki masalah lisan atau pengucapan, kemungkinan besar bisa mengalami masalah dalam kemampuan menulis dan matematika atau menghitung. Dysgraphia, diketahui sebagai kesulitan untuk menulis. Seorang anak yang mengalami hal ini, bahkan akan susah untuk memegang pensil atau pulpen untuk menulis.
Tanda lain yang terlihat dari gangguan belajar dalam kemampuan menulis yaitu:
- Anak menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kegiatan menggambar atau menulis.
- Sulit untuk menulis kalimat dalam bentuk yang baik dan benar.
Cara melatih anak dengan kondisi disgrafia
Menjalani terapi sangat bermanfaat untuk anak yang mengalami kesulitan untuk menulis. Terkadang obat-obatan juga digunakan ketika dokter melihat anak mengalami depresi atau kecemasan berat karena masalah gangguan belajar.
Selain dengan menggunakan obat-obatan kamu juga bisa mengubah kebiasaan, beberapa perubahan yang bisa kamu lakukan, seperti mengubah pola dan jadwal makan si kecil, ketika konsumsi vitamin, melatih gerak mata, dan menggunakan perangkat elektronik untuk membantu anak menulis dan membaca.
Gangguan belajar dalam menghitung (diskalkulia)
Diskalkulia adalah ketidakmampuan seorang anak dalam hal menghitung. Kesulitan belajar dalam hal menghitung ditandai dengan anak sering membuat kesalahan untuk matematika dasar. Misalnya, anak kesulitan saat mengerjakan kolom yang tidak sejajar untuk penambahan atau pembagian. Kesulitan untuk menghitung pertambahan atau pengurangan sederhana dan mengingat angka.
Tanda diskalkulia akan berbeda-beda pada setiap orang, tetapi sebagian besar anak yang dyscalculia tidak dapat mengenali angka.
Ketika tumbuh dewasa, mereka akan susah untuk melakukan perhitungan yang sederhana bahkan susah untuk mengingat angka, sehingg anak mengalami gangguan belajar.
Latihan untuk membantu kemampuan berhitung
Menangani anak dengan diskalkulia bukanlah hal mudah. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi dari ahli yang berguna untuk membantu pemahaman anak dengan diskalkulia:
- Buatlah rencana belajar yang dirancang khusus
- Buatlah game atau permainan pembelajaran berbasis matematika
- Sering-sering mengajak anak belajar matematikan bahkan dari yang paling sederhana
Cara lainnya yang bisa diterapkan untuk membantu anak dengan diskalkulia:
- Biarkan anak berhitung menggunakan tangan atau coret-coretan di kertas
- Gunakan kertas atau buku bergaris. Ini membantu untuk menjaga agar kolom dan angka tetap di garis yang benar.
- Gunakan musik saat belajar matematika.
- Cari guru les matematika yang bisa membantu.
- Gambar permasalahan matematika.
- Bermain game yang ada hubungannya dengan matematika.
Meski terasa sulit, jangan mudah menyerah agar si kecil bisa mengikuti pelajaran matematika secara perlahan.
Gangguan kemampuan motorik (dispraksia)
Gangguan motorik didiagnosis ketika anak mengalami masalah gangguan tumbuh kembang. Dispraksia ditandai dengan koordinasi antar anggota tubuh tidak berjalan dengan baik. Di usia remaja, anak dengan gangguan ini tidak mahir dalam mata pelajaran olahraga.
Berikut beberapa tanda dispraksi pada usia tiga tahun hingga usia sekolah
- Kesulitan menggunakan alat makan dan lebih suka menggunakan tangan.
- Tidak bisa naik sepeda roda tiga atau bermain dengan bola.
- Sering menabrak orang atau benda.
- Terlambat dalam menggunakan tangan yang dominan.
- Kesulitan menggunakan alat tulis, menutup dan membuka kancing serta kesulitan berinteraksi dengan anak lainnya
Beberapa gejala gangguan belajar jenis ini yaitu anak menjadi sensitif terhadap cahaya, rasa, atau bau, sulit untuk menggerakkan berbagai indera tubuhnya.
Cara membantu anak dengan kondisi dispraksia
Gangguan belajar dalam koordinasi gerak tubuh ini sudah dapat diamati gejalanya sejak anak berusia 3 tahun, tapi sebagian besar kasusnya mendapat diagnosis resmi pada usia di atas lima tahun.
Jika seorang anak sudah diketahui mengalami dispraksia, maka terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantunya beraktivitas. Antara lain:
- Meningkatkan kemampuan beraktivitas, seperti menggunakan alat dan menulis.
- Melatih kemampuan anak berkomunikasi dengan lebih jelas.
- Terapi motor perceptual untuk meningkatkan kemampuan bahasa, visual, gerakan serta mendengarkan dan memahami.
beberapa cara yang dapat di lakukan orang tua di rumah antara lain:
- Mendorong anak aktif bergerak, dengan cara bermain atau olahraga ringan seperti berenang.
- Bermain puzzle untuk membantu kemampuan persepsi visual dan spasial anak.
- Mendorong anak untuk aktif menulis dan menggambar dengan alat tulis seperti pulpen, spidol dan pensil warna.
Selain itu kamu juga bisa mengajak anak merencanakan masa dewasa dengan mendorong mereka mempertimbangkan kekuatan dan minatnya. Termasuk mendukung hobi dan kegiatan lain yang lebih mampu diterima oleh anak dalam kondisi tersebut.
Ingat, pada dasarnya setiap anak belajar dan berpikir secara berbeda-beda. Maka dari itu, dukung perbedaan perkembangan ini dengan respons yang tepat. Semakin cepat kita mengetahui apa yang terjadi dengan anak, semakin cepat diagnosis dan tindakan yang tepat bisa diterapkan.
Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca, jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainya